Cuti kerja tahun 2014 harus habis sebelum akhir Maret 2015, kalau cuti tidak diambil akan hangus, waahhh ... sayang banget padahal cuti masih sisa 9 hari. Setelah pilih – pilih tanggal, akhirnya konfirm cuti tanggal 5 – 12 Maret 2015. It’s holiday time !!!
Trip kali ini sempat bingung menentukan tujuan mau kemana, inginnya ke Kepulauan Derawan di Kalimantan, ke Kawah Putih atau Tangkuban Perahu di Bandung, ke Makasar, atau ke deretan pantai di Gunung Kidul Yogyakarta untuk hunting photo, tapi setelah cek tiket sana – sini semua pada mahal. Dan keputusan akhirnya jatuh ke Lombok dan Bali, meskipun sudah sering ke Lombok dan Bali, rasanya ingin lagi mengunjungi 2 pulau cantik yang kaya dengan pantai – pantai indahnya tersebut.
Berlibur ke Lombok atau Bali biasanya bersama keluarga atau teman, tetapi untuk kali ini saya akan mencoba menjadi single traveler atau berlibur sendiri tanpa teman, karena untuk mengajak teman dengan waktu libur segitu lamanya sangat sulit, belum lagi tujuan trip kali ini dari Lombok langsung ke Bali. Tujuan “mbolang” ke Lombok dan Bali kali ini untuk melengkapi hunting photo buat bahan blog Informasi Panduan Wisata ini, supaya keindahan tiap daerah yang saya kunjungi bisa tergambarkan dengan photo – photo yang ada di tiap artikelnya.
|
Pemandangan Pulau Lombok dari udara, sebelum mendarat di Bandara International Lombok |
Rute keliling Lombok dan Bali kali ini saya tempuh dalam waktu 5 hari, dari tanggal 6 – 10 Maret 2015, dengan rincian 3 hari di Lombok dan 2 hari di Bali. Dengan semangat backpacker modal secukupnya atau irit, akhirnya berangkat juga mengelilingi Pulau eksotis Lombok dan Pulau Dewata Bali.
Berikut saya rinci itinery rute 5 hari keliling Lombok dan Bali, termasuk biaya perhari yang saya keluarkan, dengan harapan semoga bermanfaat bagi para traveler atau backpackeryang mau berpetualang di Pulau Lombok dan Pulau Bali.
Hari pertama, 06 Maret 2015
Dengan diantar saudaraku, jam 04.00 pagi dini hari berangkat ke Bandara International Juanda Surabaya, untuk terbang ke Lombok menggunakan maskapai Citilink dengan no penerbangan QG 664, penerbangan Surabaya – Lombok di tempuh dalam waktu 1 jam 5 menit, dari Surabaya jam 05.35 dan sampai di Lombok 07.40, antara Surabaya dan Lombok terdapat selisih waktu, waktu di Lombok lebih awal satu jam dari waktu di Surabaya.
Setelah mendarat di Bandara International Lombok (BIL) di Praya, saya menyempatkan jalan-jalan dulu di sekitar bandara, ada yang beda di Bandara Lombok saat itu, tampilannya lebih rapi dan teratur dari sebelumnya, biasanya pedagang dan warga lokal yang mau melihat pesawat berbaur jadi satu di sekitar pintu keluar kedatangan, tapi sekarang sudah ada larangan tersebut dari pihak bandara, jadi kondisi bandara lebih teratur dan lebih nyaman sekarang.
|
Bandara International Lombok (BIL) di Praya |
Tepat pukul 08.00, saya melanjutkan perjalanan dari Bandara International Lombok (BIL) menuju ke arah kawasan wisata Pantai Senggigi dengan mengunakan Bus Damri dengan tarif Rp. 35.000, perjalanan dari BIL – Senggigi ditempuh sekitar 2 jam, kawasan wisata Senggigi merupakan tempat pemberhentian terakhir Bus Damri dari Bandara. Selama di atas bus, saya menghubungi pemilik travel yang ada di Senggigi yang sudah saya kenal dari kunjungan saya sebelumnya di Lombok, untuk menanyakan rental sepeda motor, untuk transportasi keliling Lombok.
Sekitar jam 10.00 lebih, saya sudah sampai di Senggigi, di lokasi kawasan wisata Senggigi ini terdapat banyak hotel, penginapan / homestay, jasa travel yang menyewakan kendaraan mobil ataupun motor dan paket untuk berkeliling Lombok. Setelah mendapat pinjaman sepeda motor dengan biaya sewa Rp. 50.000 perhari, saya berlanjut mencari penginapan atau homestay. Sesuai prinsip awal harus irit dan ala backpacker, jadi tidak perlu tinggal di hotel yang berbiaya mahal, cukup di homestaysaja. Akhirnya dapat juga penginapan Family Garden Homestay dengan harga sewa Rp. 150.000 permalam yang lokasinya sekitar 400 m dari tempat pemberhentian Bus Damri.
|
Kamar Family Garden Homestay yang sangat bersih |
Target hari pertama di Lombok untuk explore 3 Gili, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Tanpa buang banyak waktu, dari homestay di Senggigi langsung berkendara menggunakan motor menuju Pelabuhan Bangsal dengan jarak tempuh sekitar 30 sd 45 menit. Selama perjalanan, saya sempat mampir di warung pinggir jalan sekitar hotel Sheraton Senggigi untuk beli nasi bungkus seharga Rp. 5.000 perbungkus sebagai bekal makan siang, karena untuk beli makan di Gili Trawangan harga lumayan mahal walaupun hanya nasi bungkus. Pelabuhan Bangsal merupakan gerbang utama untuk menyebrang menggunakan kapal motor ke Gili Trawangan, Gili Air atau Gili Meno. Sesampai di Pelabuhan Bangsal sekitar pukul 11.30, motor diparkir di tempat penitipan motor dengan bayar Rp. 5.000.
|
Nasi bungkus cuma Rp. 5.000 |
Di loket pembelian tiket kapal penyebrangan, saya harus merubah rencana trip saat itu, karena hari sudah menjelang siang dan untuk explore 3 Gili sangat tidak memungkinkan, karena keterbatasan waktu jadwal penyebrangan kapal, saran dari petugas loket harus carter kapal sendiri untuk ke 3 Gili atau menginap di Gili Trawangan, baru keesokan harinya menyebrang ke Gili Meno atau Gili Air. Akhirnya saat itu saya putuskan untuk ke Gili Trawangan saja, dengan membayar Rp. 15.000 untuk tiket kapal, Rp. 2.000 untuk tiket masuk rekreasi pantai, Rp. 1.000 untuk pelayanan terminal penumpang kapal. Penyebrangan kapal dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan sekitar 20 sd 30 menit.
|
Selamat datang di Gili Trawangan Lombok |
Sesampai di GiliTrawangan, kamera langsung aku mainkan untuk hunting photo jepret foto sana-sini, ini adalah kali ketiga saya mengunjungi Gili Trawangan, tidak banyak perubahan di tempat ini, air di pantainya masih sangat jernih, para pengunjung yang kebanyakan wisatawan asing berjalan kesana kemari dengan bersepeda ataupun jalan kaki, cidomo yang merupakan kendaraan khas Gili Trawangan berlalu-lalang mengantar para wisatawan. Untuk menjaga kelestarian alam di Gili Trawangan, kendaraan bermotor dilarang di lokasi ini, sebagai alat tranportasinya menggunakan sepeda onthel ataupun Cidomo sejenis kereta yang di tarik oleh kuda. Cuaca yang sebelumnya panas berubah menjadi mendung dan turun hujan, sehingga hunting photo di hentikan. |
Numpang narsis di Gili Trawangan, kalau tidak mendung, air lautnya akan terlihat kebiruan |
Menjelang sore hari dan kondisi masih gerimis, waktunya kembali ke Pelabuhan Bangsal, kapal dari Gili Trawangan mengantarkanku bersandar di Pelabuhan Bangsal, dengan membayar tiket penyebrangan sebesar Rp. 15.000. Perjalanan di lanjutkan ke Bukit Malimbu, yang letaknya diantara rute Pelabuhan Bangsal – Senggigi. Di Bukit Malimbu, kita bisa menikmati pemandangan laut lepas dari atas bukit. Hari semakin gelap, waktunya kembali ke penginapan di Senggigi untuk istirahat.
|
Menikmati indahnya Pulau Lombok di Bukit Malimbu |
Pengeluaran hari pertama :
- Tiket pesawat Surabaya –Lombok = Rp. 421.000 (boking sebelumnya)
- Bus Damri dari Bandara – Senggigi = Rp. 35.000
- Penginapan 2 malam x Rp. 150.000 / malam = Rp. 300.000
- Sewa motor 2 hari x Rp. 50.000 / hari = Rp. 100.000
- Makan siang + minum = Rp. 12.000
- Penyebrangan Bangsal – Gili Trawangan = Rp. 18.000
- Penyebrangan Gili Trawangan – Bangsal = Rp. 15.000
- Parkir motor di Bangsal = Rp. 5.000
- Parkir motor di Bukit Malimbu = Rp. 2.000
- Makan malam = Rp. 27.000
Total pengeluaran hari pertama = Rp. 935.000
Hari kedua, 07 Maret 2015
Hari kedua berencana explore deretan pantai mandalika di selatan Lombok, rencana awal berangkat pagi-pagi atau subuh sekalian, karena letak pantainya yang jauh dari Senggigi, sekitar 2.5 jam perjalanan. Cuaca tidak bersahabat saat itu, karena hujan turun. Sambil menunggu hujan reda, aku mencari sarapan pagi di warung tepi jalan di sekitar Hotel Sheraton Senggigi yang murah meriah, Cuma Rp. 5.000 /bungkus, yang lokasinya juga tidak jauh dari penginapan. Aku beli air mineral dan 2 bungkus nasi, yang satu untuk bekal makan siang nanti.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi hujan belum reda juga, galau melanda antara tetap di penginapan sambil nunggu hujan reda, nekat berangkat atau merubah rencana explore, tapi mau kemana lagi hujan-hujan gini ??. Akhirnya dengan semangat 45, nekat juga berangkat sambil hujan-hujanan, basah sudah resiko yang penting tas rangsel di punggung sudah terlindungi oleh raincoat.
|
Meninggalkan Lombok Barat dan memasuki Lombok Tengah |
Perlahan tapi pasti, laju motor meninggalkan Senggigi menuju gugusan pantai mandalika, dengan deretan pantai indah menunggu di sana, seperti Pantai Kuta, Pantai Seger, dan Tanjung Aan. Hujan masih mengiringi gerak motorku saat itu, ini adalah pengalaman pertamaku bermotor melewati rute Senggigi menuju arah Pantai Kuta dan sekitarnya, sebelumnya selalu rentalmobil dan driver karena jaraknya yang jauh dan belum hapal rute jalan. Di tengah perjalanan, hujan sedikit mereda, dan kebingungan menentukan arah jalan sempat ada, namun bermodal GPS di handphone, dan bertanya ke warga, akhirnya sampai juga di kawasan Pantai Kuta Lombok. |
Selamat datang di Pantai Kuta Lombok |
Sesampai di lokasi Pantai Kuta, kamera aku arahkan untuk ambil foto-foto Pantai Kuta dari kejauhan, ini adalah kunjungan kali ketiga di Pantai Kuta Lombok, ada yang baru di Pantai Kuta saat itu, sekarang sudah di bangun area jogging track dan bertulis “Kuta Lombok” dengan ukuran yang sangat besar di tepi pantainya. Setelah puas hunting photo di Pantai Kuta Lombok, perjalanan saya lanjutkan ke pantai yang belum pernah saya kunjungi, yaitu Pantai Torok Bere atau Pantai Serenting di sekitar Pantai Seger.
Pantai Torok Bere atau Pantai Serenting di Lombok sangat sepi saat itu, hanya ada saya dan 2 anak asli Lombok yang sedang mencari kayu bakar di tepian pantai. Pantainya berpasir putih dan lembut, suasananya sangat tenang dan berair jernih. Cukup lama saya di tempat ini menikmati pantainya dan mengabadikan keindahan pantainya di kamera. Perjalanan berlanjut ke Tanjung Aan.
|
Pantai Torok Bere / Pantai Serenting di Lombok |
|
Pantai Torok Bere / Pantai Serenting di Lombok yang sangat sepi |
Tanjung Aan tidak terlalu jauh dari Pantai Kuta Lombok, ataupun Pantai Torok Bere / Pantai Serenting, kunjungan ke Tanjung Aan saat ini juga kali ketiga, tapi tidak ada rasa bosan untuk berkunjung ke tempat ini. Hari sudah semakin siang, sekitar pukul 13.30 saya meninggalkan Tanjung Aan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Mawun.
|
Narsis foto ... Pasir pantai yang putih halus di Tanjung Aan Lombok |
Pantai Mawun letaknya lumayan jauh dari kawasan Pantai Kuta, sekitar 30 sd 45 menit perjalanan dengan melewati naik turun perbukitan yang sangat indah, dari atas bukit akan terlihat deretan Pantai Kuta dan Tanjung Aan dari kejauhan. Sepanjang perjalanan mata kita akan di manjakan dengan hijaunya perbukitan dengan aktifitas warganya berternak kerbau atau sapi, setelah menempuh perbukitan yang berkelak-kelok, akhirnya sampai juga di Pantai Mawun, seperti pantai di Lombok lainnya, Pantai Mawun sangat sepi namun keindahan pantainya sulit dilukiskan menggunakan kata-kata.
|
Pantai Mawun di Lombok |
Setelah puas berlama-lama di Pantai Mawun, perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Mawi dan Pantai Semeti, lokasinya juga masih lumayan jauh sekitar 30 menit perjalanan. Perbukitan hijau masih mendominasi pemandangan saat itu, dengan tikungan dan naik turunnya jalan membuat perjalanan saat itu makin menyenangkan. Petunjuk jalan ke Pantai Mawi sudah terlihat, ini menandakan sudah semakin dekat menuju Pantai Mawi, berdasar informasi petugas yang berjaga di loket Pantai Mawi, letak pantainya masih sekitar 1.5 km dari loket tiket, karena penasaran dengan pantainya tetap laju motor aku arahkan menuju pantai. Jalanan yang semula beraspal untuk ke Pantai Mawi, lama kelamaan berubah menjadi berbatu dan berlumpur. Sempat ragu untuk melanjutkan perjalanan, sampai saya bertemu dengan warga dan menayakan jarak ke pantai, jawaban warga masih sekitar 1 km lagi, beliau memberi saran lebih baik tidak usah ke pantai, karena jalanan sangat berlumpur habis turun hujan. Dengan pertimbangan waktu sudah pukul 15.30, jalanan berlumpur dan faktor keselamatan, akhirnya aku batalkan untuk ke Pantai Mawi dan Pantai Semeti.
Sebenarnya ada alternatif lain, yaitu ke Pantai Selong Belanak, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk Pantai Mawi, namun dengan pertimbangan jarak untuk balik ke daerah Senggigi yang sangat jauh, akhirnya aku putuskan untuk tidak ke pantai dan menikmati perbukitan di sepanjang perjalanan. Hari menjelang malam, sekitar pukul 16.30 laju motor aku arahkan untuk balik ke arah Senggigi.
|
Indahnya ruas jalan menuju Pantai Mawun, Pantai Mawi di Lombok |
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2.5 jam dari perbukitan di area Kuta ke Senggigi, tepat sekitar jam 19.00 saya sudah sampai di penginapan di kawasan Senggigi. Sekarang waktunya makan malam dan beristirahat untuk memulihkan tenaga.
Pengeluaran hari kedua :
- Bensin motor = Rp. 20.000
- Makan pagi + siang + air mineral = Rp. 13.000
- Tiket masuk + parkir Tanjung Aan = Rp. 5.000
- Tiket masuk + parkir Pantai Serenting = Rp. 2.000
- Tiket masuk + parkir Pantai Mawi = Rp. 5.000
- Makan malam = Rp. 24.000
Total pengeluaran hari kedua = Rp. 69.000
Hari ketiga, 08 Maret 2015
Seperti pagi sebelumnya, kawasan Senggigi di guyur hujan saat itu, namun tidak terlalu deras. Hari terakhir di Lombok untuk tripkali ini aku manfaatkan untuk hunting photo di kawasan Senggigi – jalur menuju Pelabuhan Bangsal, banyak spot menarik untuk hunting photo di area tersebut selama di Lombok. Dengan memanfaatkan sisa waktu yang ada, karena check out dari penginapan sebelum jam 12.00 dan harus menunggu Bus Damri ke Bandara sekitar jam 13.00.
|
Jalur dari Pelabuhan Bangsal menuju Senggigi Lombok |
Lokasi pertama yang saya kunjungi yaitu Pantai Senggigi, saya tidak masuk ke area pantainya, hanya mengbadikan keindahan Pantai Senggigi dari jalanan diatas bukit dan Pantai Senggigi terlihat indah dari atas. Berlanjut ke lokasi berikutnya yaitu Pantai Malimbu I, Pantai Malimbu I terlihat sangat indah jika dilihat dari atas bukit, setelah memasuki area pantainya, banyak aktifitas para nelayan di pantai ini, tidak banyak aktifitas yang bisa kita lakukan di Pantai Malimbu I, setelah puas ambil foto di pantai ini, perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Nipah.
|
Pantai Malimbu I di Lombok |
Pantai Nipah Lombok terletak di jalur Senggigi menuju Pelabuhan Bangsal, pengunjung pantai ini rata-rata warga lokal, tidak satupun wisatawan asing yang terlihat di Pantai Nipah saat itu. Pantai Nipah sangat cocok untuk wisata pantai sekeluarga selama di Lombok, di pantai ini, kita bisa menikmati menu seafood atau ikan bakar yang tersedia di cafe ataupun warung di tepian pantai di sepanjang pantai ini.
|
Pantai Nipah di Lombok |
Jam menunjukkan pukul 11.00, waktunya kembali ke penginapan untuk packingdan check out. Seakan belum puas menikmati keindahan Lombok, tapi perjalanan akan di lanjutkan ke Bali hari itu. Tepat sekitar jam 12.00 check outdari penginapan dan mengembalikan motor ke pemilliknya, saya ada kelebihan 2 jam untuk pemakain motor, sesuai kesepakatan awal, kelebihan pemakain motor akan di charge Rp. 10.000 perjamnya, urusan penginapan dan motor sudah selesai, sekarang waktunya ke tempat pemberhentian Bus Damri di sekitar area Art Market Senggigi dengan diantar oleh pemilik motor yang saya pinjam.
|
Jadwal keberangkatan Bus Damri dari Senggigi ke Bandara Lombok |
Bus Damri dari Senggigi ke Bandara International Lombok (BIL) stanby tiap jam, saat itu saya menunggu Bus Damri yang jam 13.00, namun, sekitar jam 13.15 Bus Damri baru datang untuk mengantarku dan penumpang lainnya untuk menuju Bandara International Lombok (BIL) di Praya, dari Lombok perjalanan hari ini akan saya lanjutkan ke Pulau Dewata Bali.