Sunday, March 29, 2015

Pantai Indrayanti di Gunung Kidul - Yogyakarta

indrayanti beach in gunung kidul yogyakarta

Tempat wisata di Yogyakarta bukan hanya menawarkan wisata budaya atau wisata sejarah berupa candi dan museum, Yogyakarta juga menawarkan wisata pantai layaknya Pulau Dewata Bali. Deretan pantai indah tersebar di wilayah Gunung Kidul Yogyakarta, salah satunya adalah Pantai Indrayanti. Hal ini makin memperkaya Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai salah satu tujuan wisata yang sangat layak untuk di kunjungi.

Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di Yogyakarta yaitu Pantai Indrayanti

Pantai Indrayanti di Gunung Kidul Yogyakarta ini mempunyai nama asli Pantai Pulang Sawal atau disingkat Pantai Pulsa, pantai ini merupakan salah satu pantai yang sangat menarik diantara sekian banyak pantai di wilayah Gunung Kidul. Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya mendapat banyak kontroversi, karena Indrayanti sebenarnya bukan nama pantai ini, melainkan nama dari pemilik salah satu kafe dan restoran yang berada di pantai ini. Karena nama Indrayanti yang terpasang di papan nama di cafe dan restoran pantai ini selanjutnya masyarakat menyebut pantai ini menjadi nama Pantai Indrayanti.
 
Restaurant Pantai Indrayanti

Letak, akses jalan atau rute menuju Pantai Indrayanti
Lokasi Pantai Pulang Sawal atau Pantai Indrayanti terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sebelah timur Pantai Sundak dan Somandeng. Pantai Indrayanti memang lagi fenomenal, saat ini sudah tidak susah untuk mencari rute ke Pantai Indrayanti. Selain karena memang sudah terkenal, papan petunjuk juga memberikan arahan yang jelas. Dari Yogjakarta, ikuti saja jalan mengarah ke Wonosari. Setelah melewati batas kota Yogyakarta – Gunung Kidul, tidak jauh dari situ ada rambu-rambu DLLAJ berwarna hijau menunjukkan arah belok kanan untuk menuju ke Pantai Indrayanti. Dari loket retribusi kendaraan, jaraknya sekitar 9 km untuk sampai lokasi pantai.
 
Deretan payung pantai warna-warni di Pantai Indrayanti

Keunikan & keistimewaan Pantai Indrayanti
Pantai Indrayanti masih tergolong pantai baru di Gunung Kidul, namun sudah dikelola dengan sangat baik, terbukti dengan tata letak cafe dan resto yang diatur sedmikian rupa sehingga menambah keindahan pantai ini di mata para pengunjung. Fasilitas yang cukup komplit, dari toilet, tempat parkir, penginapan, hingga gasebo-gasebo nyaman yang menghadap ke laut juga menambah daya tarik pantai ini. Pantai ini memiliki pasir yang putih bersih terhampar di sepanjang garis pesisir pantai yang pendek yaitu sekitar 250 m, jadi untuk menyusuri pantai ini dari pojok sebelah barat sampai pojok sebelah timur tidak membutuhkan waktu yang lama. Di sebelah barat dari pintu masuk pantai ini terdapat gunung batu karang yang cukup besar dan sangat menawan dan dibalik pegunungan tersebut terdapat pantai yang berpasir putih bersih terhampar indah dan menakjubkan.
Pengunjung menikmati Pantai Indrayanti

Salah satu poin penting dari keindahan Pantai Indrayanti ini adalah kebersihannya yang selalu terjaga. Pengelola menetapkan aturan bahwa siapapun yang kedapatan membuang sampah sembarangan di pantai ini akan dikenakan denda 10 ribu rupiah. Aturan ini ternyata direspon baik oleh para wisatawan sehingga pantai ini nampak lebih terjaga kebersihannya
Narsis bareng di salah satu sudut Pantai Indrayanti

Harga tiket masuk dan Fasilitas Pantai Indrayanti
Untuk memasuki area pantai di Gunung Kidul, kita harus membayar retribusi tiket sebesar Rp. 5.000, dan kita sudah bisa menikmati keindahan deretan pantai di Gunung Kidul seperti Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Sundak, Indrayanti dan Poktunggal. Di Pantai Indrayanti, pengelolah sudah menyediakan fasilitas yang komplit seperti resto/cafe dan rumah makan, gardu pandang pantai, tempat parkir, gazebo, tempat penjualan souvenir atau oleh-oleh.
 
Gazebo yang disewakan untuk pengunjung Pantai Indrayanti

Kios oleh-oleh atau souvenir di Pantai Indrayanti


Penginapan atau Hotel di Pantai Indrayanti
Penginapan murah dekat Pantai Indrayanti memang menjadi tempat yang dicari para wisatawan yang ingin bermalam di sekitar area pantai ini. Penginapan ini sebagian besar berkonsep back to nature. Jadi disini kita bisa bermalam dan menyatu dialam dengan tidur di sebuah rumah panggung atau sebuah gubug yang mirip honai (rumah adat papua)

Berikut daftar Penginapan-hotel yang dekat Pantai Indrayanti :
  • Unit di Walet GH, Reservasi : 0878 3860 1129 atau 0821 3806 5501
  • Omah Suket, Reservasi : 0821-352-55558 atau 0817-279-545.
  • Joglo Watu Kelir, Reservasi : 0819 0404 4481 atau 0823 2737 7377.
  • Griya Kusuma Bamboo Lengkung, reservasi : 0813 2637 1994 atau 0813 9281 4301
  • Rock Garden Homestay & Resto, Reservasi : 082 225 317 339


Saya sudah merasakan keindahan Pantai Indrayanti di Yogyakarta ini, sekarang giliran Anda yang berkesempatan merasakan keindahannya, selamat berlibur di Yogyakarta.  

Numpang nampang di Pantai Indrayanti
Lifeguard ala baywatch di Pantai Indrayanti
Tempat parkir yang luas di area Pantai Indrayanti
Pengelolah merapikan pasir pantai di Pantai Indrayanti

Pantai Indrayanti atau Pantai Pulang Sawal di Gunung Kidul Yogyakarta

Tuesday, March 17, 2015

Rute 5 hari keliling Lombok dan Bali Part 2

pandawa beach in bali indonesia

Artikel ini adalah kelanjutan dari trip story Rute 5 hari keliling Lombok dan Bali Part 1, klik link tersebut untuk melihat artikel sebelumnya.

Akhirnya sampai juga di bandara, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Senggigi ke Bandara International Lombok (BIL), saat itu sekitar pukul 15.30, ini berarti harus menunggu 2 jam lagi untuk flight ke Bali dengan menggunakan maskapai Lion Air dengan no penerbangan JT 955 dengan rute dari Lombok pukul 17.20 dan tiba di Denpasar sekitar pukul 17.50.

Setelah menempuh penerbangan dari Lombok ke Denpasar sekitar 30 menit, akhirnya saya mendarat juga di Pulau Dewata Bali. Target selanjutnya adalah mencari kendaraan dari Bandara Ngurah Rai Bali menuju sekitar Pantai Kuta untuk mencari penginapan. Saat itu saya bertanya ke petugas taksi bandara, tarip taksi dari bandara ke pantai kuta sekitar Rp. 150.000, mahal juga ya !!, aku batalkan acara untuk naik taksi, aku berjalan terus ke area penjemputan (pick up zone), karena setahuku di area tersebut banyak jasa pengantaran yang menggunakan taksi, mobil berplat hitam (pribadi) ataupun jasa ojek. Akhirnya aku temukan salah satu orang yang menawarkan jasa ojek, setelah saling tawar menawar, akhirnya sepakat harga ojek dari Bandara Ngurah Rai ke sekitar pantai kuta sebesar Rp. 60.000, lumayankan daripada taksi yang hampir Rp. 150.000.
Pesawat Lion Air Mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali

Penginapan murah di Bali ada di sekitar daerah Pantai Kuta, tepatnya di Jalan Poppies I dan Jalan Poppies II, namun saya tidak beruntung saat itu, hampir semua penginapan full. Setelah search hotel secara online, akhirnya dapat juga hotel di daerah Seminyak, namun dengan harga yang lumayan mahal Rp. 350.000 / malam.

Pengeluaran hari ketiga
  • Makan pagi = Rp. 5.000
  • Bensin motor = Rp. 18.000
  • Tambahan sewa motor (kelebihan 2 jam) = Rp. 20.000
  • Bus Damri dari Senggigi – Bandara Lombok = Rp. 35.000
  • Makan siang = Rp. 7.000
  • Tiket pesawat Lombok – Bali = Rp. 269.000 (boking sebelumnya)
  • Ojek dari Bandara Ngurah Rai – Kuta = Rp. 60.000
  • Makan malam = Rp. 10.000
  • Hotel 2 malam x Rp. 350.000 / hari = Rp. 700.000
Total pengeluaran hari ketiga = Rp. 1.124.000


Hari keempat, 09 Maret 2015
Setelah makan pagi di hotel, yang harus saya lakukan adalah mencari tempat persewaan sepeda motor untuk keliling ke tempat wisata di Bali untuk hunting photo, banyak persewaan sepeda motor di Bali, termasuk yang dekat dengan hotel tempatku menginap. Tinggal keluar dari hotel, di sisi kanan dan kiri sudah berjejer sepeda motor bertuliskan for rent alias untuk disewakan. Biaya sewa sepeda motor di Bali sebesar Rp. 50.000 / hari, kita harus meninggalkan KTP untuk jaminan dan membayar sesuai berapa hari motor akan kita sewa.

Motor yang akan saya gunakan untuk keliling Bali sudah dapat, sekarang waktunya berburu obyek wisata di Bali untuk diabdikan di dalam jepretan kamera.  Lokasi pertama untuk di kunjungi adalah Pantai Pandawa, yang terletak di desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Dari area Pantai Kuta ke Pantai Pandawa berjarak sekitar 30 - 45 menit perjalanan. Sekitar pukul 09.00  perjalanan ke Pantai Pandawa dimulai, rute ke Pantai Pandawa akan melewati Garuda Wisnu Kencana (GWK), setelah GWK akan ada perempatan jalan, kalau lurus kearah Uluwatu atau Pantai Dreamland, kalau ke kanan ke Pantai Balangan, dan ke kiri adalah rute menuju Pantai Pandawa.

Petunjuk arah ke pantai, sebelum perempatan setelah GWK

Tiket masuk ke Pantai Pandawa sebesar Rp. 3.000, sebelum memasuki area pantai, kita akan dimanjakan dengan deretan bukit kapur yang berdiri kokoh. Banyak spot menarik di Pantai Pandawa yang bisa digunakan untuk hunting photo selama di Bali. Saat itu, sebelum memasuki area pantai, saya mencoba naik ke atas bukit kapurnya dan mengambil gambar Pantai Pandawa dari atas, pemandangan yang luar biasa indah, pasir pantainya membentang berwarna putih dengan air laut yang bergradasi hijau kebiruan. Keindahan Pantai Pandawa membuat saya betah berlama-lama di tempat ini sambil makan siang. Setelah puas menikmati Pantai Pandawa dan jepret sana – sini, perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Suluban di daerah Uluwatu.
Pantai Pandawa salah satu obyek wisata di Bali
Numpang mejeng diatas bukit kapur di Pantai Pandawa

Pantai Suluban mempunyai beberapa nama, ada yang menyebutnya Pantai Uluwatu, ada juga yang menyebutnya Pantai Blue Point. Pantai Suluban berlokasi dekat dengan Pura Uluwatu, rute jalannya dari perempatan jalan yang dekat GWK kita ambil jalan lurus saja (kalau ke kiri ke arah Pantai Pandawa), atau dari Pantai Pandawa berjarak tempuh sekitar 30 menit dan akan melewati depan Pecatu Indah Resort, yang merupakan pintu masuk menuju Pantai Dreamland. Setelah memasuki area parkir Pantai Suluban, kita harus berjalan kaki menuruni anak tangga, waktu yang tepat berkunjung ke Pantai Suluban adalah menjelang sore hari, di saat air laut mulai surut, sehingga kita bisa menuju pantainya melalui celah-celah karang dan akan melihat pantai berbatas tebing yang sangat tinggi.

Pantai Suluban atau Pantai Blue Point atau Pantai Uluwatu ... banyak sekali namanya
Bukit yang membatasi Pantai Suluban

Para peselancar (surfer) banyak yang berkunjung ke Pantai Suluban ini, karena Pantai Suluban merupakan tempat terbaik untuk berselancar di Pulau Bali. Sambil menikmati keindahan pantai ini, jepretan kamera aku mainkan lagi untuk mengabadikan keindahannya. Setelah puas menikmati panorama Pantai Suluban, rencana semula menuju Pura Uluwatu melihat pertunjukan tari traditional bali, yaitu tari kecak, tapi rencana tersebut saya batalkan dengan pertimbangan budgetyang semakin menipis heee heee, karena tiket masuk melihat pertunjukan tari kecak di Uluwatu hampir Rp. 100.000. Tujuan selanjutnya aku arahkan ke Pantai Jimbaran untuk menikmati sunset atau moment matahari terbenam di sana.

Deretan cafe di tepi Pantai Jimbaran

Menjelang sore hari, Pantai Jimbaran semakin ramai pengunjung yang berduduk-duduk santai di café ataupun restaurant yang berjejer di tepian pantai sambil menikmati hidangan seafood, banyak juga yang berjalan di tepian pantai sambil menunggu keindahan matahari terbenam (sunset) di Pantai Jimbaran ini. Tapi sayang, saat itu cuaca mendung, perubahan warna air laut ataupun langit yang berubah warna jadi kuning keemasan tidak terlihat saat itu. Setelah hari mulai gelap, tiba saatnya kembali ke hotel untuk istirahat.

Sunset di Pantai Jimbaran tertutup mendung

Pengeluaran hari keempat
  • Sewa motor 2 hari x Rp. 50.000 / hari  = Rp. 100.000
  • Bensin motor = Rp. 15.000
  • Tiket masuk Pantai Pandawa = Rp. 3.000
  • Makan siang = Rp. 30.000
  • Bensin motor = Rp. 15.000
  • Parkir Pantai Suluban = Rp. 3.000
  • Makan malam = Rp. 30.000
Total pengeluaran hari keempat = Rp. 196.000



Hari kelima, 10 Maret 2015
Hari ini adalah hari terakhir untuk trip5 hari keliling Lombok dan Bali. Sambil menikmati makan pagi di hotel, saya memikirkan tranportasi yang akan saya gunakan untuk kembali ke Surabaya dari Bali. Rencana semula akan menggunakan jalur darat atau Bus Denpasar – Surabaya (waktu berangkat awal hanya bokingtiket pesawat Surabaya – Lombok, Lombok – Denpasar). Ternyata kalau dihitung – hitung untuk naik bus Denpasar – Surabaya, yang pertama saya harus ke Terminal Ubung dengan estimasi ongkos menggunakan Taxi atau ojek sekitar Rp. 100.000 dan tiket bus Denpasar – Surabaya sekitar Rp. 200.000, jadi kalau di total sekitar Rp. 300.000. Sedangkan kalau menggunakan jasa travel dengan kendaraan elf biaya sekitar Rp. 210.000 dan akan dijemput dilokasi (saat itu saya stay di hotel di daerah seminyak) dan waktu perjalanan juga hampir 12 jam.

Masih galau dengan kendaraan pulang ke Surabaya, akhirnya iseng-iseng cek tiket pesawat sambil memanfaatkan wifidi restaurant tempat makan pagi. Saat itu saya beruntung berhasil mendapatkan tiket Denpasar – Surabaya seharga Rp. 306.000 dengan menggunakan maskapai Citilink, dan tiket tersebut sudah termasuk airport tax atau passanger service charge. Tanpa banyak pertimbangan, tiket langsung saya boking dan memilih penerbangan malam jam 19.00, dan ini berarti ada waktu seharian untuk explore Bali lagi. Harga tiket pesawat tersebut hampir sama dengan harga tiket Denpasar – Surabaya dengan menggunakan bus ataupun kendaraan travel.

Pagi hari di Pantai Legian Bali

Tiket untuk kembali ke Surabaya sudah di tangan, jadi bisa bebas melanjutkan acara keliling Bali lagi. Setelah makan pagi, saya menuju Pantai Legian yang lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel. Pantai Legian lebih keren di kunjungi sore hari untuk menikmati sunsetdi Bali. Saat itu pantai belum terlalu ramai, yang terlihat banyak warga lokal membersihkan dan merapikan payung pantai beserta tempat duduknya, ada juga beberapa wisatawan yang berjalan bahkan berlarian kecil di tepian pantai. Hari semakin siang, waktunya kembali ke hotel untuk packing dan check out

Deretan papan selancar di Pantai Legian Bali

Pesawat ke Surabaya sekitar jam 7 malam, jadi masih punya waktu setengah hari lagi untuk explore Bali. Setelah check out dan barang aku titipkan di hotel, perjalananku berlanjut menuju Pantai Sanur yang berjarak tempuh sekitar 20 menit dari hotel di Seminyak. Laju motor aku arahkan ke Pantai Sanur yang terkenal dengan keindahan matahari terbit (sunrise) di Pulau Bali, tentu saja siang itu ke Pantai Sanur bukan untuk melihat sunrise, tetapi hunting photo untuk melengkapi koleksi artikel buat blog Informasi Panduan Wisata ini.

Pantai Sanur di Bali

Pantai di Bali yang menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati matahari terbit atau sunrise ini, mempunyai lingkungan yang sangat tenang, jauh dari kebisingan dan keramaian seperti di Pantai Kuta. Jam sudah menunjukkan pukul 14.00, waktunya meninggalkan PantaiSanur dan kembali ke hotel. Meski sudah check out dari hotel, saat itu saya memanfaatkan lobby hotel untuk istirahat sejenak sambil menunggu penerbangan balik ke Surabaya.

Suasana yang tenang di Pantai Sanur Bali

Dari hotel di Seminyak, saya menggunakan jasa taksi menuju Bandara International Ngurah Rai Bali, kali ini saya menggunakan maskapai Citilink dengan no penerbangan QG 651 dari Bali pukul 19.05 WITA dan diperkirakan tiba di Surabaya pukul 18.55 WIB. Waktu di Bali lebih awal satu jam dari waktu di Surabaya. Setelah sampai di Bandara Juanda di Surabaya, taksi bandara saya pergunakan untuk mengantarku pulang, home sweet home !!!

Pengeluaran hari kelima
  • Tiket masuk Pantai Sanur  = Rp. 2.000
  • Parkir Pantai Legian = Rp. 5.000
  • Taksi dari Seminyak – Bandara Ngurah Rai = Rp. 100.000
  • Tiket pesawat Bali - Surabaya = Rp. 306.000
  • Taksi dari Bandara Juanda - Home = Rp. 70.000
Total pengeluaran hari kelima = Rp. 483.000

Akhirnya perjalanan 5 hari mengelilingi Lombok dan Bali selesai sudah, memang 5 hari tidaklah cukup untuk mengelilingi semua tujuan wisata di Lombok dan Bali, masih banyak tempat menarik di 2 pulau eksotis tersebut yang tidak sempat dikunjungi. Karena trip kali ini, saya prioritaskan untuk melengkapi koleksi foto di tujuan yang sudah saya rinci sebelumnya, sebagai bahan artikel penulisan blog Informasi Panduan Wisata ini.

Total semua pengeluaran
  • Pengeluaran hari pertama Rp. 935.000
  • Pengeluaran hari kedua Rp. 69.000
  • Pengeluaran hari ketiga Rp. 1.124.000
  • Pengeluaran hari keempat Rp. 196.000
  • Pengeluaran hari kelima Rp. 483.000
Total semua pengeluaran Rp. 2.807.000


Semoga trip story rute 5 hari keliling Lombok dan Bali ini, bisa menjadi sumber informasi atau panduan bagi kalian yang ingin berkunjung ke Lombok dan Bali. 

Thursday, March 12, 2015

Rute 5 hari keliling Lombok dan Bali Part 1

beautiful landscape from lombok island in indonesia

Cuti kerja tahun 2014 harus habis sebelum akhir Maret 2015, kalau cuti tidak diambil akan hangus, waahhh ... sayang banget padahal cuti masih sisa 9 hari. Setelah pilih – pilih tanggal, akhirnya konfirm cuti tanggal 5 – 12 Maret 2015. It’s holiday time !!!

Trip kali ini sempat bingung menentukan tujuan mau kemana, inginnya ke Kepulauan Derawan di Kalimantan, ke Kawah Putih atau Tangkuban Perahu di Bandung, ke Makasar, atau ke deretan pantai di Gunung Kidul Yogyakarta untuk hunting photo, tapi setelah cek tiket sana – sini semua pada mahal. Dan keputusan akhirnya jatuh ke Lombok dan Bali, meskipun sudah sering ke Lombok dan Bali, rasanya ingin lagi mengunjungi 2 pulau cantik yang kaya dengan pantai – pantai indahnya tersebut.

Berlibur ke Lombok atau Bali biasanya bersama keluarga atau teman, tetapi untuk kali ini saya akan mencoba menjadi single traveler atau berlibur sendiri tanpa teman, karena untuk mengajak teman dengan waktu libur segitu lamanya sangat sulit, belum lagi tujuan trip kali ini dari Lombok langsung ke Bali. Tujuan “mbolang” ke Lombok dan Bali kali ini untuk melengkapi hunting photo buat bahan blog Informasi Panduan Wisata ini, supaya keindahan tiap daerah yang saya kunjungi bisa tergambarkan dengan photo – photo yang ada di tiap artikelnya.

Pemandangan Pulau Lombok dari udara, sebelum mendarat di Bandara International Lombok

Rute keliling Lombok dan Bali kali ini saya tempuh dalam waktu 5 hari, dari tanggal 6 – 10 Maret 2015, dengan rincian 3 hari di Lombok dan 2 hari di Bali. Dengan semangat backpacker modal secukupnya atau irit, akhirnya berangkat juga mengelilingi Pulau eksotis Lombok dan Pulau Dewata Bali.

Berikut saya rinci itinery rute 5 hari keliling Lombok dan Bali, termasuk biaya perhari yang saya keluarkan, dengan harapan semoga bermanfaat bagi para traveler atau backpackeryang mau berpetualang di Pulau Lombok dan Pulau Bali.

Hari pertama, 06 Maret 2015
Dengan diantar saudaraku, jam 04.00 pagi dini hari berangkat ke Bandara International Juanda Surabaya, untuk terbang ke Lombok menggunakan maskapai Citilink dengan no penerbangan QG 664, penerbangan Surabaya – Lombok di tempuh dalam waktu 1 jam 5 menit, dari Surabaya jam 05.35 dan sampai di Lombok 07.40, antara Surabaya dan Lombok terdapat selisih waktu, waktu di Lombok lebih awal satu jam dari waktu di Surabaya.

Setelah mendarat di Bandara International Lombok (BIL) di Praya, saya menyempatkan jalan-jalan dulu di sekitar bandara, ada yang beda di Bandara Lombok saat itu, tampilannya lebih rapi dan teratur dari sebelumnya, biasanya pedagang dan warga lokal yang mau melihat pesawat berbaur jadi satu di sekitar pintu keluar kedatangan, tapi sekarang sudah ada larangan tersebut dari pihak bandara, jadi kondisi bandara lebih teratur dan lebih nyaman sekarang.
Bandara International Lombok (BIL) di Praya

Tepat pukul 08.00, saya melanjutkan perjalanan dari Bandara International Lombok (BIL) menuju ke arah kawasan wisata Pantai Senggigi dengan mengunakan Bus Damri dengan tarif Rp. 35.000, perjalanan dari BIL – Senggigi ditempuh sekitar 2 jam, kawasan wisata Senggigi merupakan tempat pemberhentian terakhir Bus Damri dari Bandara. Selama di atas bus, saya menghubungi pemilik travel yang ada di Senggigi yang sudah saya kenal dari kunjungan saya sebelumnya di Lombok, untuk menanyakan rental sepeda motor, untuk transportasi keliling Lombok.

Sekitar jam 10.00 lebih, saya sudah sampai di Senggigi, di lokasi kawasan wisata Senggigi ini terdapat banyak hotel, penginapan / homestay, jasa travel yang menyewakan kendaraan mobil ataupun motor dan paket untuk berkeliling Lombok. Setelah mendapat pinjaman sepeda motor dengan biaya sewa Rp. 50.000 perhari, saya berlanjut mencari penginapan atau homestay. Sesuai prinsip awal harus irit dan ala backpacker, jadi tidak perlu tinggal di hotel yang berbiaya mahal, cukup di homestaysaja. Akhirnya dapat juga penginapan Family Garden Homestay dengan harga sewa Rp. 150.000 permalam yang lokasinya sekitar 400 m dari tempat pemberhentian Bus Damri.

Kamar Family Garden Homestay yang sangat bersih

Target hari pertama di Lombok untuk explore 3 Gili, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Tanpa buang banyak waktu, dari homestay di Senggigi langsung berkendara menggunakan motor menuju Pelabuhan Bangsal dengan jarak tempuh sekitar 30 sd 45 menit. Selama perjalanan, saya sempat mampir di warung pinggir jalan sekitar hotel Sheraton Senggigi untuk beli nasi bungkus seharga Rp. 5.000 perbungkus sebagai bekal makan siang, karena untuk beli makan di Gili Trawangan harga lumayan mahal walaupun hanya nasi bungkus. Pelabuhan Bangsal merupakan gerbang utama untuk menyebrang menggunakan kapal motor ke Gili Trawangan, Gili Air atau Gili Meno. Sesampai di Pelabuhan Bangsal sekitar pukul 11.30, motor diparkir di tempat penitipan motor dengan bayar Rp. 5.000.

Nasi bungkus cuma Rp. 5.000 

Di loket pembelian tiket kapal penyebrangan, saya harus merubah rencana trip saat itu, karena hari sudah menjelang siang dan untuk explore 3 Gili sangat tidak memungkinkan, karena keterbatasan waktu jadwal penyebrangan kapal, saran dari petugas loket harus carter kapal sendiri untuk ke 3 Gili atau menginap di Gili Trawangan, baru keesokan harinya menyebrang ke Gili Meno atau Gili Air. Akhirnya saat itu saya putuskan untuk ke Gili Trawangan saja, dengan membayar Rp. 15.000 untuk tiket kapal, Rp. 2.000 untuk tiket masuk rekreasi pantai, Rp. 1.000 untuk pelayanan terminal penumpang kapal. Penyebrangan kapal dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan sekitar 20 sd 30 menit.

Selamat datang di Gili Trawangan Lombok

Sesampai di GiliTrawangan, kamera langsung aku mainkan untuk hunting photo jepret foto sana-sini, ini adalah kali ketiga saya mengunjungi Gili Trawangan, tidak banyak perubahan di tempat ini, air di pantainya masih sangat jernih, para pengunjung yang kebanyakan wisatawan asing berjalan kesana kemari dengan bersepeda ataupun jalan kaki, cidomo yang merupakan kendaraan khas Gili Trawangan berlalu-lalang mengantar para wisatawan. Untuk menjaga kelestarian alam di Gili Trawangan, kendaraan bermotor dilarang di lokasi ini, sebagai alat tranportasinya menggunakan sepeda onthel ataupun Cidomo sejenis kereta yang di tarik oleh kuda. Cuaca yang sebelumnya panas berubah menjadi mendung dan turun hujan, sehingga hunting photo di hentikan.
Numpang narsis di Gili Trawangan, kalau tidak mendung, air lautnya akan terlihat kebiruan

Menjelang sore hari dan kondisi masih gerimis, waktunya kembali ke Pelabuhan Bangsal, kapal dari Gili Trawangan mengantarkanku bersandar di Pelabuhan Bangsal, dengan membayar tiket penyebrangan sebesar Rp. 15.000. Perjalanan di lanjutkan ke Bukit Malimbu, yang letaknya diantara rute Pelabuhan Bangsal – Senggigi. Di Bukit Malimbu, kita bisa menikmati pemandangan laut lepas dari atas bukit. Hari semakin gelap, waktunya kembali ke penginapan di Senggigi untuk istirahat.

Menikmati indahnya Pulau Lombok di Bukit Malimbu

Pengeluaran hari pertama :
  • Tiket pesawat Surabaya –Lombok = Rp. 421.000 (boking sebelumnya)
  • Bus Damri dari Bandara – Senggigi = Rp. 35.000
  • Penginapan 2 malam x Rp. 150.000 / malam = Rp. 300.000
  • Sewa motor 2 hari x Rp. 50.000 / hari = Rp. 100.000
  • Makan siang + minum = Rp. 12.000
  • Penyebrangan Bangsal – Gili Trawangan = Rp. 18.000
  • Penyebrangan Gili Trawangan – Bangsal = Rp. 15.000
  • Parkir motor di Bangsal = Rp. 5.000
  • Parkir motor di Bukit Malimbu = Rp. 2.000
  • Makan malam = Rp. 27.000
Total pengeluaran hari pertama = Rp. 935.000



    Hari kedua, 07 Maret 2015
    Hari kedua berencana explore deretan pantai mandalika di selatan Lombok, rencana awal berangkat pagi-pagi atau subuh sekalian, karena letak pantainya yang jauh dari Senggigi, sekitar 2.5 jam perjalanan. Cuaca tidak bersahabat saat itu, karena hujan turun. Sambil menunggu hujan reda, aku mencari sarapan pagi di warung tepi jalan di sekitar Hotel Sheraton Senggigi yang murah meriah, Cuma Rp. 5.000 /bungkus, yang lokasinya juga tidak jauh dari penginapan.  Aku beli air mineral dan 2 bungkus nasi, yang satu untuk bekal makan siang nanti.

    Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi hujan belum reda juga, galau melanda antara tetap di penginapan sambil nunggu hujan reda, nekat berangkat atau merubah rencana explore, tapi mau kemana lagi hujan-hujan gini ??. Akhirnya dengan semangat 45, nekat juga berangkat sambil hujan-hujanan, basah sudah resiko yang penting tas rangsel di punggung sudah terlindungi oleh raincoat.

    Meninggalkan Lombok Barat dan memasuki Lombok Tengah

    Perlahan tapi pasti, laju motor meninggalkan Senggigi menuju gugusan pantai mandalika, dengan deretan pantai indah menunggu di sana, seperti Pantai Kuta, Pantai Seger, dan Tanjung Aan. Hujan masih mengiringi gerak motorku saat itu, ini adalah pengalaman pertamaku bermotor melewati rute Senggigi menuju arah Pantai Kuta dan sekitarnya, sebelumnya selalu rentalmobil dan driver karena jaraknya yang jauh dan belum hapal rute jalan. Di tengah perjalanan, hujan sedikit mereda, dan kebingungan menentukan arah jalan sempat ada, namun bermodal GPS di handphone, dan bertanya ke warga, akhirnya sampai juga di kawasan Pantai Kuta Lombok.
    Selamat datang di Pantai Kuta Lombok

    Sesampai di lokasi Pantai Kuta, kamera aku arahkan untuk ambil foto-foto Pantai Kuta dari kejauhan, ini adalah kunjungan kali ketiga di Pantai Kuta Lombok, ada yang baru di Pantai Kuta saat itu, sekarang sudah di bangun area jogging track dan bertulis “Kuta Lombok” dengan ukuran yang sangat besar di tepi pantainya. Setelah puas hunting photo di Pantai Kuta Lombok, perjalanan saya lanjutkan ke pantai yang belum pernah saya kunjungi, yaitu Pantai Torok Bere atau Pantai Serenting di sekitar Pantai Seger.

    Pantai Torok Bere atau Pantai Serenting di Lombok sangat sepi saat itu, hanya ada saya dan 2 anak asli Lombok yang sedang mencari kayu bakar di tepian pantai. Pantainya berpasir putih dan lembut, suasananya sangat tenang dan berair jernih. Cukup lama saya di tempat ini menikmati pantainya dan mengabadikan keindahan pantainya di kamera. Perjalanan berlanjut ke Tanjung Aan.

    Pantai Torok Bere / Pantai Serenting di Lombok

    Pantai Torok Bere / Pantai Serenting di Lombok yang sangat sepi

    Tanjung Aan tidak terlalu jauh dari Pantai Kuta Lombok, ataupun Pantai Torok Bere / Pantai Serenting, kunjungan ke Tanjung Aan saat ini juga kali ketiga, tapi tidak ada rasa bosan untuk berkunjung ke tempat ini. Hari sudah semakin siang, sekitar pukul 13.30 saya meninggalkan Tanjung Aan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Mawun.

    Narsis foto ... Pasir pantai yang putih halus di Tanjung Aan Lombok

    Pantai Mawun letaknya lumayan jauh dari kawasan Pantai Kuta, sekitar 30 sd 45 menit perjalanan dengan melewati naik turun perbukitan yang sangat indah, dari atas bukit akan terlihat deretan Pantai Kuta dan Tanjung Aan dari kejauhan. Sepanjang perjalanan mata kita akan di manjakan dengan hijaunya perbukitan dengan aktifitas warganya berternak kerbau atau sapi, setelah menempuh perbukitan yang berkelak-kelok, akhirnya sampai juga di Pantai Mawun, seperti pantai di Lombok lainnya, Pantai Mawun sangat sepi namun keindahan pantainya sulit dilukiskan menggunakan kata-kata.

    Pantai Mawun di Lombok
    Setelah puas berlama-lama di Pantai Mawun, perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Mawi  dan Pantai Semeti, lokasinya juga masih lumayan jauh sekitar 30 menit perjalanan. Perbukitan hijau masih mendominasi pemandangan saat itu, dengan tikungan dan naik turunnya jalan membuat perjalanan saat itu makin menyenangkan. Petunjuk jalan ke Pantai Mawi sudah terlihat, ini menandakan sudah semakin dekat menuju Pantai Mawi, berdasar informasi petugas yang berjaga di loket Pantai Mawi, letak pantainya masih sekitar 1.5 km dari loket tiket, karena penasaran dengan pantainya tetap laju motor aku arahkan menuju pantai. Jalanan yang semula beraspal untuk ke Pantai Mawi, lama kelamaan berubah menjadi berbatu dan berlumpur. Sempat ragu untuk melanjutkan perjalanan, sampai saya bertemu dengan warga dan menayakan jarak ke pantai, jawaban warga masih sekitar 1 km lagi, beliau memberi saran lebih baik tidak usah ke pantai, karena jalanan sangat berlumpur habis turun hujan. Dengan pertimbangan waktu sudah pukul 15.30, jalanan berlumpur dan faktor keselamatan, akhirnya aku batalkan untuk ke Pantai Mawi dan Pantai Semeti.

    Sebenarnya ada alternatif lain, yaitu ke Pantai Selong Belanak, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk Pantai Mawi, namun dengan pertimbangan jarak untuk balik ke daerah Senggigi yang sangat jauh, akhirnya aku putuskan untuk tidak ke pantai dan menikmati perbukitan di sepanjang perjalanan. Hari menjelang malam, sekitar pukul 16.30 laju motor aku arahkan untuk balik ke arah Senggigi.

    Indahnya ruas jalan menuju Pantai Mawun, Pantai Mawi di Lombok

    Setelah menempuh perjalanan sekitar 2.5 jam dari perbukitan di area Kuta ke Senggigi, tepat sekitar jam 19.00 saya sudah sampai di penginapan di kawasan Senggigi. Sekarang waktunya makan malam dan beristirahat untuk memulihkan tenaga.

    Pengeluaran hari kedua :
    • Bensin motor = Rp. 20.000
    • Makan pagi + siang + air mineral = Rp. 13.000
    • Tiket masuk + parkir Tanjung Aan =  Rp. 5.000
    • Tiket masuk + parkir Pantai Serenting = Rp. 2.000
    • Tiket masuk + parkir Pantai Mawi = Rp. 5.000
    • Makan malam = Rp. 24.000
    Total pengeluaran hari kedua = Rp. 69.000


      Hari ketiga, 08 Maret 2015
      Seperti pagi sebelumnya, kawasan Senggigi di guyur hujan saat itu, namun tidak terlalu deras. Hari terakhir di Lombok untuk tripkali ini aku manfaatkan untuk hunting photo di kawasan Senggigi – jalur menuju Pelabuhan Bangsal, banyak spot menarik untuk hunting photo di area tersebut selama di Lombok. Dengan memanfaatkan sisa waktu yang ada, karena check out dari penginapan sebelum jam 12.00 dan harus menunggu Bus Damri ke Bandara sekitar jam 13.00.
      Jalur dari Pelabuhan Bangsal menuju Senggigi Lombok

      Lokasi pertama yang saya kunjungi yaitu Pantai Senggigi, saya tidak masuk ke area pantainya, hanya mengbadikan keindahan Pantai Senggigi dari jalanan diatas bukit dan Pantai Senggigi terlihat indah dari atas. Berlanjut ke lokasi berikutnya yaitu Pantai Malimbu I, Pantai Malimbu I terlihat sangat indah jika dilihat dari atas bukit, setelah memasuki area pantainya, banyak aktifitas para nelayan di pantai ini, tidak banyak aktifitas yang bisa kita lakukan di Pantai Malimbu I, setelah puas ambil foto di pantai ini, perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Nipah.

      Pantai Malimbu I di Lombok

      Pantai Nipah Lombok terletak di jalur Senggigi menuju Pelabuhan Bangsal, pengunjung pantai ini rata-rata warga lokal, tidak satupun wisatawan asing yang terlihat di Pantai Nipah saat itu. Pantai Nipah sangat cocok untuk wisata pantai sekeluarga selama di Lombok, di pantai ini, kita bisa menikmati menu seafood atau ikan bakar yang tersedia di cafe ataupun warung di tepian pantai di sepanjang pantai ini.

      Pantai Nipah di Lombok

      Jam menunjukkan pukul 11.00, waktunya kembali ke penginapan untuk packingdan check out. Seakan belum puas menikmati keindahan Lombok, tapi perjalanan akan di lanjutkan ke Bali hari itu. Tepat sekitar jam 12.00 check outdari penginapan dan mengembalikan motor ke pemilliknya, saya ada kelebihan 2 jam untuk pemakain motor, sesuai kesepakatan awal, kelebihan pemakain motor akan di charge Rp. 10.000 perjamnya, urusan penginapan dan motor sudah selesai, sekarang waktunya ke tempat pemberhentian Bus Damri di sekitar area Art Market Senggigi dengan diantar oleh pemilik motor yang saya pinjam.

      Jadwal keberangkatan Bus Damri dari Senggigi ke Bandara Lombok

      Bus Damri dari Senggigi ke Bandara International Lombok (BIL) stanby tiap jam, saat itu saya menunggu Bus Damri yang jam 13.00, namun, sekitar jam 13.15 Bus Damri baru datang untuk mengantarku dan penumpang lainnya untuk menuju Bandara International Lombok (BIL) di Praya, dari Lombok perjalanan hari ini akan saya lanjutkan ke Pulau Dewata Bali.

      Kelanjutan dari artikel ini klik di sini Rute 5 hari Keliling Lombok dan Bali Part 2